MASA ITU, MASA LALU
Halo, kamu. Bagaimana kabarmu? Lelaki yang dulu hampir setiap jam menjelang tidur mewarnai dering ponselku. Lelaki yang setiap hari bercerita lelahnya aktivitasmu. Jika kuungkit momen-momen itu, awal perkenalan kita itu amatlah lucu. Aku mengira kamu adalah temanku. Lalu kamu bertanya memastikan, “Hah? Kamu kenal aku?”
Ternyata bukan. Aku salah sasaran, karena rupanya kita tinggal dengan jarak kilometer yang terpaut ribuan, melintasi hutan, gunung dan lautan. Mulai dari sanalah, tiap hari kita chat-chatan, berbagi kebahagiaan dengan telepon-teleponan, sampai kini hanyalah menjadi kenangan. Hey! Masih ingatkah momen yang menurutku sangat manis? Ketika aku mengirimkan sahabat baikmu untuk menengok dan menjagamu saat kamu demam di hari Kamis? Dan, aku sangat senang, kejutanku berhasil ketika ia datang karena suruhanku yang mampu membuatmu tersenyum manis.
Lalu kebiasaan terbaik yang takkan pernah aku lupakan adalah panggilan setiap subuh itu. Iya, ketika kamu memintaku untuk menelpon membangunkanmu.
Gumaman setiap pagi lewat aplikasi LINE membuatku semakin semangat melawan hari yang kelabu. “Iya, ini aku bangun, huamh” katamu. Lalu, ingat jugakah obrolan lain pada masa-masa itu? Kamu bercerita, “Orang-orang yang lewat pada sinis ngeliatin aku telponan sama kamu,”
Ketawamu yang khas dan sedikit menyebalkan adalah satu dari ribuan momen yang membuatku semakin rindu.
Yang lainnya, maafkan aku, karena tak bisa aku sebutkan satu-persatu........
- Isi pidatomu ketika ditunjuk jadi Ketua Pelaksana di Kegiatanmu;
- Candaanmu mengenai hantu untuk menakut-nakutiku;
- Ide jeniusmu di hari ulang tahunku;
- Kucingmu yang tidak bisa terbang itu;
- hingga… Rencana Besarmu Menemuiku
Perkenalan kita singkat, kisah kedekatan kita pun tak sampai berumur satu tahun, tapi entah mengapa begitu melekat pekat. Dadaku masih bisa merasakan sesak begitu aku membaca isi our conversation chat. Ini adalah 2 tahun sejak kamu memutuskan untuk menghentikan kedekatan yang telah kita bangun bersama, rencana-rencana bertemu di kota istimewa Yogyakarta pun harus aku kubur sedalam-dalamnya. Selamat atas toga yang tersemat! Semoga ilmu yang kamu dapatkan memberikan banyak manfaat. Terima kasih pula atas segala kenangan indah yang kini hanya bisa aku ingat.
Komentar