Politik, Hoaks dan Indonesia

Politik, Hoaks dan Indonesia 

Oleh Suci Nurzannah Efendi 



Setiap mendengar kata “Politik”, saya merasa sedikit geli bercampur jijik. Segala pandangan negatif mengenai perpolitikan menempel dalam benak saya. Politik itu kejam, menghalalkan segala cara untuk meraih suatu tujuan. Politik juga licik, lebih licik dari seekor kancil yang sedang berusaha melewati beberapa buaya di sungai. Beberapa contoh kelicikkan dunia politik diantaranya fenomena menjamurnya berita hoaks di beberapa portal media, semakin banyaknya berita tak berimbang yang menjelekkan salah satu pihak dan komentar-komentar netizen maha benar dengan segala kepedasannya yang memprovokasi. Bagaimanakah kabar “Politik Sehat” Indonesia? Sedang dimanakah ‘kau’ berada? Dari sanalah, terbentuk tekad yang mantap nan bulat dalam diri saya untuk berkontribusi pada Politik Indonesia, dengan bijak bermedia salah satunya. 

Jika diintip lebih dalam, berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bijak yaitu selalu menggunakan akal budinya, pandai dan mahir. Sedangkan bermedia berasal dari kata media yang berarti alat atau sarana komunikasi. Melalui definisi tersebut, dapat diartikan bahwasanya Bijak Bermedia adalah salah satu bentuk penggunaan alat komunikasi dengan menggunakan akal budinya. Lantas, berakal dan berbudikah para penyebar hoaks atau para netizen ‘provokator’ di kolom komentar? Bagi saya, sudah jelas jawabannya adalah TIDAK. 

Mereka tak selayaknya mendapatkan ruang dalam dunia maya. Hoaks bukan masalah kecil lagi apalagi jika tujuannya erat kaitannya dengan kepentingan politik. Hal ini tidak dapat dibenarkan lagi karena beberapa sudut pandang pemikiran orang Indonesia mudah tercemarkan dengan berita-berita bohong melalui pesan siaran WhatsApp atau caption foto instagram. Mereka yang terpengaruh dan awam dengan mudahnya menyebarluaskan kepada teman/kerabat/rekan kerja yang lain tanpa melakukan check and re-check. 

Oleh karena itu, mari, kita tanamkan budaya “Bijak Bermedia” untuk memberantas segala hoaks dalam bentuk apapun, terutama masalah politik. Semua ini tak lain untuk membawa Indonesia menuju gerbang yang diharapkan bersama. 


Terima kasih teman-teman sudah mau membaca. Tulisan diatas merupakan tulisan edisi rusuh untuk melengkapi tugas bulanan saya untuk partner menulis 14 hari 1 tulisan saya yaitu Fahri Kurniadi. Sorry jelek, benar-benar jelek, karena ada tugas lain yang menanti untuk besok pagi. Mengenai Cerita Seleksi Beasiswa Djarum akan dilanjut besok/lusa saat waktu luang, okey? BHAAAAAAAY #SalamBijakBermedia #BerantasHoax #PolitikIndonesiaBebasHoax #Apasih

Komentar

Postingan populer dari blog ini

YEL-YEL PRAMUKA

TUGAS KEWIRAUSAHAAN

TIPS NGUBAH STATUS JOMBLO DALAM WAKTU 1 JAM