SEPUCUK TULISAN UNTUK JOMBLO NGELAK

HOLA GUYS. SORRY YA SUER DAH, GUE LAGI GABUT BANGET:(
JADI GUE POST TULISAN LAMA GUE YANG GAADA FAEDAHNYA SAMA SEKALI
LUMAYANLAH BUAT MEMANFAATKAN WAKTU:(

.
.
.

“Tidak apa-apa tidak punya pacar, yang penting masih punya orang-orang yang sayang sama gue, mereka adalah keluarga dan sahabat-sahabat gue.” Sebuah kalimat yang menjadi sebuah alasan betah atas status jomblo disematkan. Sebuah kalimat yang mengandung arti yang dalam. Sebuah kalimat yang memang ada benarnya namun ada salahnya juga. Sebuah kalimat yang bisa menjadi pemicu pertengakaran dua individu yang saling bertentangan.

“Yaelah, sok ngelak lu, sahabat/keluarga sama pacar ya beda lah, mereka gak ngasih perhatian ke lo seperti yang seorang pacar lakuin”

“Loh elo kok jadi nyolot, sih? Ini kan menurut gue”

“Lo yang mulai duluan”

“Yaudah hargai pendapat orang, dong”

“Lo juga hargai pendapat gue, dong”

Mungkin setelah ini kemudian mereka akan jambak-jambakkan sampai cakar-cakaran. Gue dari tadi cuma bisa bengong sambil melotot melihat dua orang yang tidak gue kenal tidak mau kalah satu sama lain. Akhirnya gue pun ikut berkomentar dalam status Facebook tersebut.

“Mijon mbak mijon, yang aus-yang aus. Nambahin stamina buat berantemnya”

“Apaan sih lo?”

“Gak usah ikut campur deh, lo. Mau jualan sono di lampu merah bukan di status gue”

Gue kena batunya. Gue pun memutuskan untuk tidak berkomentar lagi. Lebih baik tidak menanggapi dan mengabaikannya daripada menimbulkan efek samping yang berbahaya dan berkelanjutan.

Ada yang menarik dari status ini, yaitu kata-kata yang dilontarkan si pengomentar yakni: “Sahabat/keluarga sama pacar ya beda lah, mereka gak ngasih perhatian ke lo seperti yang seorang pacar lakuin,” I do agree about statement what she had said because that’s true. Keluarga dan sahabat yang gue punya tidak memberikan perhatian lebih layaknya seorang pacar. 

“Kamu udah makan belum? Makan dong nanti sakit gimana :(“

“Kamu udah mandi belum? Mandi dong biar cantik.”

Berbeda dengan keluarga,

“Kamu makan gih, ada udang di dapur,” dengan artian makan syukur tidak juga tidak apa-apa, kan, yang sakit juga ditanggung sendiri. Sedikit menyedihkan, bukan? Namun terkadang pacaran itu tidak penting, tapi terkadang membutuhkannya. Inilah problema seorang jomblo, haus akan perhatian.

“Gue ada sahabat kok, mereka perhatian sama gue”

Apa yang gue pikirkan, Sukma/ Dede/ Idan akan bilang:

“Cusss lo udah makan belum? Makan sono tar lo mati”

“Gila aja lo”

“Seriusan gue”

“Iya deh iya gue makan”

Kenyataannya mereka tidak seperti itu. Mereka sama sekali tidak peduli gue udah makan atau belum, yang terpenting adalah gue masih hidup saat kumpul bareng. Sama halnya dengan sahabat cewek gue, Sella, Rida dan Linda:

“Hai Succcc, dah makan belom? Makan gih:** ntar kamu sakittt gabisa kumpul lengkap deh:’(“

“Ah iya-iya aku makan yah, kamu juga ya:*{}” Balas gue dengan emot cium bonus peluk.

Bukan rasa bahagia yang gue dapatkan, namun gue memikirkan adanya suatu kesalahan dalam persahabatan ini. Selain merasa geli membacanya, gue juga merasa menjadi seorang lesbi. Sahabatan dengan cewek tidak semanis itu, kehadirannya saat suka dan duka itu sudah cukup.

“Iya, sih. Keluarga dan sahabat tidak memberikan perhatian seperti pacar, tapi gue punya teman lawan gender, kok. Dia perhatian sama gue,”

Maka dengan lantang gue teriakan, “Jangan temenan kayak pacaran atau pacaran kayak temenan. Beda tipis namun itu sakit, bro”

Lewat tulisan ini gue ingin sekali memberikan suatu argumentasi kepada teman-teman semua yang tidak memiliki seorang pacar, dimana tidak usah mengelak dengan apa yang ‘mereka’ katakan. Cukuplah bangga dengan apa yang terjadi saat ini. Walaupun tidak punya orang yang mengingatkan makan, orang yang mengingatkan mandi dan orang yang mengingatkan untuk tidur cepat. Karena masih ada diri sendiri yang bisa melakukan itu semua. Jadilah mandiri dan gerak cepat. Tidak usah merasa sedih sampai alay-alaynya keluar lewat status Facebook, PM Blackberry Messenger atau Timeline Twitter.

“Nasib gak punya pacar, apa-apa sendiri. Huft”

“Single mah gini, gak ada yang perhatian :( Jadi kangen mantan”

Gue merasa terlalu lebay bila harus seperti itu. Keluar dari perut ibu sama istirahat di liang lahat juga nanti sendiri, kok, kenapa harus ada yang selalu mengingatkan?

TAPI EMANG BUTUH JUGA, SIH.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

YEL-YEL PRAMUKA

TUGAS KEWIRAUSAHAAN

TIPS NGUBAH STATUS JOMBLO DALAM WAKTU 1 JAM