Cilaka (Bagian Satu)


Delapan belas hari yang lalu, aku masih jadi anak perempuan yang lincah. Bisa lari-lari, naik motor, jalan kemana pun yang aku mau, atau gerak-gerakin kaki dengan berbagai gaya yang aku mau. 


Tapi Minggu, 20 September 2020 sore, tepatnya sekira pukul 14.00-an, semuanya terhenti. Aku kecelakaan tunggal dengan murni karena kesalahan aku sendiri, ngebut-ngebut di jalanan. 


Hari itu aku mau ikut briefing usahanya pacar aku, kebetulan aku juga terlibat sering bantuin dia setting pesanan di Shopee. Apesnya waktu itu, pacar aku, Bang Kubil namanya, minta aku cepat datang ke kontrakan dia karena (katanya) anak-anak timnya udah ngumpul. 


Posisi aku masih ngelarin satu artikel editan yang belum selesai, parahnya lagi aku belum mandi. Dari situ aku buru-buru siap-siap dengan waktu yang udah "dipercepat".


Ready tinggal berangkat, aku tidak menemui ibuku dulu karena entah di mana, aku pamit hanya ke kakakku kalau tidak salah. 


Kubawalah motor dengan harapan cepat sampai, hingga akhirnya setengah perjalanan, hari mulai turun hujan, jalanan yang lenggang dengan posisi harus cepat sampai membuatku semakin mempercepat laju motor. 


Tak hanya itu, aku mengebut karena takut laptop yang ada di dalam tasku basah kena air hujan yang semakin turun deras. Digaslah motor itu dengan kecepatan yang semakin melesat.


Nahas, kecepatan bawa motorku rupanya lewat batas, sampai akhirnya aku hilang kendali mengatur keseimbangan motor, ditambah di depan ada mobil dan kendaraan yang membuatku takut sesuatu yang buruk terjadi, dan...


Brukkkk!!!!!


Aku melesat jatuh dan terseret sekitar lebih 3 meter. Celana jeans yang aku pakai robek, lutut kananku terluka dan mulai mengeluarkan darah.


Mamaaa...

Aku mulai nangis, ditolong dua orang bapak-bapak yang entah tak kukenal nama dan asalnya dari mana, tapi aku sangat berterima kasih kepadanya.



Lanjut gak? Besok aku lanjutin ceritanya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

YEL-YEL PRAMUKA

TUGAS KEWIRAUSAHAAN

TIPS NGUBAH STATUS JOMBLO DALAM WAKTU 1 JAM